Me-restorasi Radio Saku Marshall

Di era 70an pernah menjamur radio-radio saku dipasaran elektronika dalam negri. Pada masa itu radio semacam ini merupakan "gadget" yang memberi gengsi bagi remaja pemiliknya.

Berbagai merk dan model radio saku tersedia dipasaran, salah satunya; Marshall -yang akan menjadi obyek dalam tulisan kali ini. Merk dagang radio Marshall sendiri berasal dari Amerika, namun radio yang saya dapatkan ini kurang begitu jelas apakah masih built-up atau sudah rakitan Indonesia/ negara Asia lainnya.

Saya tak menemukan identitas type radio saku ini, baik pada bagian luar maupun dalam. Sehingga saya sebut saja Radio Saku Marshall.

Saya tertarik pada radio ini karena mengingatkan ketika saya kecil melihat radio sejenis dimiliki salah seorang pakde saya di Kebayoran Baru yang kini sudah tiada. Disamping itu saya juga menyukai komposisi warna tampilan radio ini. Pada panel depan serta grill speaker terbuat dari alumnium yang disepuh warna keemasan. Body keseluruhan terbuat dari plastik berwarna hijau dan agak kebiruan dibagian belakang. Penunjuk meter gelombang serta indikator volume berwarna merah, memberi aksen kombinasi warna yang ciamik. Radio dilengkapi dengan handstrap plastik lentur berwarna biru. Penampilan radio 1 band (MW) ini benar-benar mencerminkan gaya "gadget" era 70an.

SAAT DIDAPATKAN

Radio saya temukan dalam timbunan barang-barang dilapak tukang loak. Body nya masih utuh, belum ada yang pecah. Untung-untungan saya bayar dan bawa pulang benda nostalgia tersebut tanpa tahu apakah masih berfungsi atau tidak.

Sesampai dirumah, radio saya buka untuk memasang baterai dan mencobanya.

Namun ketika dibuka ternyata kondisi wadah batere telah patah pada salah satu sisinya. Radio saya coba hidupkan dengan memasang jepit buaya dari adaptor ke kutub positif dan negatif wadah batere yang sudah tidak utuh tadi. Dan seperti yang sudah saya duga, radio tidak bekerja alias mati suri :(

RESTORASI MESIN

Untuk memeriksa PCB radio ini mau tak mau harus dilepaskan dari casing plastiknya. PCB dilekatkan pada casing hanya dengan menggunakan 1 sekrup saja. Setelah sekrup dibuka, ternyata PCB tersebut tidak serta-merta dapat diangkat dari casing nya. Posisi speaker  mengganjal PCB sehingga PCB tidak bisa digerakkan.

Terpaksa speaker saya lepaskan terlebih dulu. Pertama-tama saya teteskan alkohol pada lem sejenis Aibon yang melekatkan speaker dengan casing, kemudian diratakan menggunakan cotton bud. Setelah lem melunak, speaker dapat di cungkil dengan obeng tespen.


Lalu PCB pun dengan mudah dilepaskan. Sambil menunggu pengerjaan berikutnya, casing radio saya rendam pada air deterjen. 



Setelah PCB terlepas tampak bahwa salah satu kabel hijau dari trafo OT menuju speaker copot solderannya.

Tanpa banyak kesulitan kabel tersebut saya solder kembali pada tempatnya, dan wadah batere pun saya ganti dengan wadah batere baru yang sama-sama menampung dua batere kecil (AA-Size) meski bentuk desain penempatan batere nya agak berbeda. 


Lalu radio saya coba hidupkan lagi. Jreeng.. radio pun bersuara. 

Reproduksi suara radio ini khas suara radio mini jaman dulu, kurang begitu jelas lantaran speakernya berukuran kecil dan gelombangnya MW pula. Kwalitasnya tentu jauh dari hi-fidelity. 

Speaker yang kecil menyebabkan reproduksi suaranya mirip jika kita mendengarkan walky-talkie :)

Saya dapati penerimaan radio ini masih kurang stabil. Jika digoyang sedikit stasiun yang sedang diterima bisa mendadak hilang menjadi desis khas MW.

Selidik punya selidik ternyata posisi spul antenanya bebas bergeser-geser dari batang ferit. Disamping juga batang feritnya tidak tercengkram erat pada plastik landasannya.

Solsinya, pertama-tama batang ferit saya "cor" pada landasan plastiknya menggunakan glue gun/ lem silikon. Kemudian radio dihidupkan pada salah satu stasiun pemancar MW. Spul antena saya geser-geser hingga menemukan penerimaan yang paling kuat. Pada posisi tersebut spul antena saya lekatkan menggunakan lem silikon. Beres. Penerimaan sinyal menjadi lebih stabil dan kuat.

RESTORASI KOSMETIK DAN FINISHING


Sebelum mesin saya pasang kembali dan casing ditutup, marking indikator pengaturan volume -yang sudah agak luntur- saya tebalkan menggunakan spidol berwarna merah.

Lalu mesin dipasang kembali pada casing nya, sekaligus 2 batere baru dipasang pada wadahnya.



 


Dalam keadaan semua pada tempatnya kembali, radio saya tuning pada koil-koil IFTnya agar menghasilkan kinerja yang seoptimal mungkin.

 






Sebagai langkah akhir, speaker saya lekatkan kembali pada tempatnya dengan membubuhkan lem slikon secukupnya. Lalu casing ditutup kembali.

 






Radio saku ini pun kembali berfungsi sebagaimana sediakala di era 70an dulu.

---oOo---


Spesifikasi:

Radio 5 transistor, dengan 2 tingkat IFT. Bekerja hanya 1 band yakni hanya MW saja, dengan menggunakan tegangan 3 volt (dua batu batere kecil / AA-size). Konfigurasi output audio menggunakan IT-OT transformator.

2 komentar:

  1. Salam kenal Mas Rio kita sering ketemu di FB tapi belum saling berkunjung diblog, Saya punya satu produk USA Zenit 3000-1 tapi sayang gagang dan tutup depannya tidak ada, sip koleksinya, http://jmradiodoc.blogspot.com/search/label/Vintage%20Radio%20Receivers

    BalasHapus
    Balasan
    1. Zenith 3000 seri Trans-Oceanic ya.. salah satu jenis radio yg saya ingin punya :)
      Trims udah mampir dimari gan..

      Hapus