Restorasi Radio Marshall CN-381

Pada postingan restorasi radio Marshall saku sebelumnya, saya belum tahu asal negara pembuat radio merk ini. Namun kemudian saya memperoleh radio transistor Marshall bertipe CN-381 yang bergambar peta Indonesia, yang mana bisa membantu kesimpulan bahwa radio ini buatan anak bangsa.

Lalu saya mengaitkan dengan produk sound system masa kini; yang sering digunakan pada acara-acara perkawinan maupun pentas musik; berlabel Marshall dengan tipografi yang sama persis. Saya pun menduga pabrikan yang populer dengan produk sistem audio ini dulunya juga membuat radio-radio receiver.


Memang sangat disayangkan literatur radio bermerk lokal jaman dulu masih sangat minim dokumentasi-nya dibanding merk-merk luar.

Marshall CN-381 merupakan radio portable yang berukuran: (Panjang x Tinggi x Lebar) 215mm x 145mm x 65mm. Radio ini memiliki 3 Band, yakni:
MW  : 540 - 1600 KHz
SW1 : 2.3 - 6.0 MHz
SW2 : 6.0 - 18.0 MHz

Casingnya terbuat dari karton tebal yang dibalut kulit sintetis.
Radio ini bekerja Menggunakan 3 buah baterai ukuran besar.


KONDISI AWAL


Radio saya dapatkan dalam kondisi yang lumayan menyedihkan.
Kenop volume hilang.
Ferit antena menggantung, lantaran salah satu kaki plastik penyangga terlepas dari PCB.
Dan yang paling parah rotary switch band selector nya sudah dol, bisa diputar bebas tanpa posisi henti sama sekali.


Pertamakali dicoba, radio ini berdesis namun tidak dapat menerima sinyal. Ada harapan untuk bisa diperbaiki pikir saya.
Saklar pemilih band di putar-putar dengan tujuan mencoba mendapatkan posisi band MW, bergantian dengan memutar tombol tuning untuk mendapatkan sinyal dari stasium. Akhirnya saya mendapatkan siaran RRI semarang yang bekerja pada frekwesni 801 KHz. Namun suaranya masih kresek-kresek. Tampaknya potensio pengatur volume sudah ringkih dan kotor.

Disimpulkan kondisi mesin radio masih bekerja, namun perlu penggantian pada rotary switch pemilih band dan membersihkan potensio.

RESTORASI
 
Rotary Switch Pengganti

Kebetulan di kota saya masih ada toko komponen elektronika yang masih menjual sisa-sisa onderdil lawas. Sehingga rotary switch 3 posisi masih bisa saya dapatkan dalam kondisi NOS (barang baru, stok lama). Harganya cukup murah, hanya Rp. 3.000,- saja.

 



Mesin radio dilepas dari casing. Bagian dalam radio dibersihkan menggunakan kompresor injak, dan kuas kecil. 








Poros Rotary Switch patah separuh

Kala membuka tutup belakang radio saya menemukan koin 5 rupiah lama yang digunakan pemilik sebelumnya untuk mengganjal terminal negatif batere. Di jaman nilai rupiah tak ada artinya seperti sekarang ini, menemukan koin 5 rupiah lama rasanya sesuatu sekali :)
Saya mendapati kondisi speaker sudah jelek meskipun masih berfungsi. Membran sudah sobek, keramik isolator terminal plus-min sudah pecah. Sehingga kawat speaker yang menembus membran terlihat menggantung. Kondisi ini tidak membuat nyaman karena ringkih. Kebetulan saya masih memiliki speaker 3" dari koleksi onderdil lawas saya.

Contact cleaner disemprotkan ke dalam potensio untuk membersihkan debu didalamnya yang menyebabkan suara kresek-kresek saat diputar.

Sambil melepas satu persatu solderan kabel dari rotary switch, saya membuat dokumentasi urutan posisi kabel-kabel tersebut pada selembar kertas.
Meskipun rotary switch pengganti juga sama-sama rotary switch 3 posisi, namun ternyata berbeda jumlah kutubnya. Rotary switch  yang asli merupakan saklar putar 3 posisi dengan 8 kutub. Sementara pengganti yang saya dapatkan berupa saklar putar 3 posisi 9 kutub. Tentu bisa digunakan, dengan menyisakan 1 kutub tak terpakai. Hanya proses penggantiannya saja yang menjadi lebih rumit, karena letak posisi (terminal) kabelnya menjadi tidak sama persis.

Dokumentasi Susunan Kaki Rotary Switch

Rotary switch yang lama saya bogkar lapis demi lapis untuk memudahkan melepas tiap kabel sambil mencatatnya. Dalam dokumentasi juga saya buat konversi susunan kabelnya ke rotary switch 9 kutub yang baru.

Setelah PCB terpasang kembali radio pun dicoba. Band selektor berfungsi dengan baik pada tiap pilihan bandnya. Saat kenop dipasang kembali, entah saya menekan kenopnya terlalu keras atau memang potensionya sudah ringkih; pengaturan volume menjadi rusak. Radio hidup, namun tidak terdengar suara apa-apa meski potensio diputar-putar.

Beruntung saya bisa mendapatkan potensio yg sama persis nilai serta ukuran fisiknya -di toko komponen jadul di kota saya.

Potensio Asli dan yang Baru

Penggantian potensio berlangsung dengan mudah. Hanya melepas solderan dari potensio lama, membuka mur dan memasang potensio yang baru penggantinya.

PCB dipasang kembali, kenop potensio diberikan pengganti, maka selesailah proses restorasi ini dengan hasil yang cukup memuaskan.




Foto setelah selesai restorasi





















---oOo---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar