Memperbaiki Lampu LED yang Mati


Jika Anda mempunyai lampu penerangan rumah berbasis LED (Light Emiting Diode) yang mati, jangan buru-buru dibuang. Kebanyakan lampu LED rumahan masa kini relatif mudah/ masih bisa diperbaiki, tidak seperti lampu pijar di masa lalu.
Tulisan berikut ini berdasarkan pengalaman yang sering saya lakukan dalam memperbaiki lampu rumah berbasis LED.


Kerusakan yang Sering Terjadi

Sebenarnya lampu bohlam berbasis LED (untuk selanjutnya cukup disebut dengan lampu LED) dirancang untuk usia pakai yang sangat panjang, dibanding dengan usia pakai lampu pijar, dan lampu hemat energy yang berbasis neon. Usia pakai lampu LED diklaim bahkan dapat mencapai angka puluhan ribu jam.

Angka usia pakai tersebut tentunya diperkirakan dalam kondisi normal. Namun dalam praktek kehidupan nyata terdapat banyak variabel kondisi yang menyebabkan usia pakai tersebut menjadi lebih pendek. Seperti kondisi tegangan PLN yang tidak stabil, kelembaban serta suhu udara sekitar ekstrim dan sebagainya.

Lampu-lampu LED saya yang pernah rusak antara lain disebabkan oleh tegangan PLN yang melonjak tinggi -saat itu di kampung saya tengah ada pergantian trafo. Selain itu juga pernah mengalami kerusakan lampu LED lantaran kemasukkan air karena atap rumah yang bocor di saat hujan.

Kerusakan lampu LED yang sering terjadi disebabkan oleh kerusakan pada satu atau beberapa elemen LED SMD (LED yang berwujud Small Mounted Device/ berupa LED kecil yang disolder diatas PCB). Kerusakan tersebut bisa karena elemen LED terbakar, mati atau pecah.

Ciri lampu LED yang rusak karena sebab di atas adalah; saat digunakan/ dinyalakan lampu tidak hidup namun tidak menyebabkan listrik di rumah "njeglek" / MCB turun. Jika saat lampu LED menyebabkan MCB rumah Anda turun, maka kerusakan berada pada sirkuit penanganan arus AC dari lampu tersebut. Hal ini akan saya bahas di lain kesempatan.

Untuk tulisan kali ini saya akan batasi pada kerusakan yang umum terjadi saja, yakni yang disebabkan satu atau lebih elemen LED yang mati.

Peralatan yang Digunakan

Dalam perbaikan lampu LED, saya menggunakan peralatan sebagai berikut:
1. Solder dan timah nya
2. Kabel pena multitester
3. Adaptor serbaguna yang mempunyai tegangan DC out 3 volt
4. LED putih standar atau sepotong kecil konduktor (ikuti penjelasan teks selanjutnya)

Langkah-langkah Perbaikan
(klik pda gambar untuk perbesar)


 1. Buka cup plastik lampu LED.
 2. Perhatikan satu persatu elemen LED yang ada. Secara kasat mata kita dapat mengenali elemen yang rusak dengan ciri adanya bintik abu-abu seperti goresan pensil 6B diatas elemen LED yang berwarna kuning tersebut. Perhatikan gambar inset perbesaran dari elemen LED yang dicurigai mengalami kerusakan.
Pada langkah ini perhatikan juga posisi susunan posisi kutub-kutub anoda (plus) dan katoda (minus) dari tiap elemen-elemen LED nya.
Umumnya pabrikan bohlam LED cukup "berbaik hati" mencantumkan simbol plus dan minus (atau hanya kutub plus nya saja) di dekat elemen-elemen LED yang yang terpasang.
 3. Lepas kabel-kabel multitester dari multitester-nya, lalu hubungkan dengan adaptor serbaguna, kabel merah pada kutub positif adaptor dan hitam pada kutub negatif nya.
 4. Hidupkan adaptor pada teangan out 3 volt DC, dan ujilah satu persatu elemen LED dengan dengan menempelkan ujung-ujung pena kabel multitester pada kutub-kutub anoda dan katoda nya. Jika elemen LED tersebut menyala berarti masih baik.
Ingat atau tandai elemen LED yang sudah mati.

Jika mayoritas elemen LED ditemukan mati maka sebaiknya pertimbangkan kembali apakah bohlam LED tersebut masih layak dihidupkan kembali atau tidak.
 5. Kerik ujung-ujung kutub LED yang dipastikan mati, dengan sebuah pisau cutter hingga terlihat permukaan tembaga nya. Tujuan langkah ini  agar memudahkan saat penyolderan nantinya.

 6. Jika kita memiliki elemen LED pengganti, kita bisa memasangkan LED pengganti itu pada posisi elemen LED yang mati. Namun karena lebih mudah mendapatkan LED putih standar 2 mm, maka akan kita gunakan saja LED putih tersebut sebagai pengganti nya.

Pastikan kutub anoda katoda LED putih terpasang sesuai posisinya denan elemen LED yang terpasang di PCB.

Kita dapat menyolder LED putih tersebut langsung pada bagian PCB yang tadi sudah dikerik -tanpa perlu mencopot/ membuang elemen LED yang mati.

 7. Ujilah hasil perbaikannya. Pada foto terlihat LED putih juga turut menyala, meskipun tidak seterang elemen LED lainnya.
Pasang kembali cup penutup nya jika bohlam LED tersebut sudah kembali menyala. Selesai.




Susunan elemen LED dalam sebuah bohlam LED berupa sambungan seri. Sehingga apabila salah satu elemen LED putus/ mati menyebabkan aliran listrik terputus ditengah jalan. 

Apa yang telah kita lakukan di atas adalah menghubungkan kembali "jembatan yang terputus" dengan menggunakan sebuah lampu LED putih 2 mm.


Sebenarnya kita pun bisa menggunakan sepotong konduktor sebagai jumper  jika kebetulan di rumah tidak tersedia LED putih seperti itu. Berikut ini perbaikan yang saya lakukan pada bohlam 25 LED (15 watt) menggunakan seutas jumper.



 1. Setelah cup penutup dibuka, perhatikan elemen-elemen LED yang terpasang. Lihat pada foto disamping ini, bisakah Anda menebak elemen LED yang mati?

 2. Lakukan pengujian elemen LED satu persatu seperti pada bagian sebelumnya diatas. Kerik ujung-ujung elemen LED yang mati agar memudahkan penyolderan.

Solder sepotong konduktor menghubungkan ujung-ujung elemen LED yang mati. Kita bisa memakai sepotong kabel kecil atau potongan kaki komponen -seperti yang saya gunakan pada gambar.

 3. Lampu LED siap diuji.
Pada foto terlihat bagian elemen LED yang dijumper/ yang mati menyerupai bagian dari susunan gigi yang ompong :)
Selesai, cup penutup bohlam ditutup kembali.

Demikian tulisan sederhana saya kali ini.
Selamat mencoba, semoga bermanfaat !

---oOo---

2 komentar: