Merestorasi barang-barang kuno, khususnya radio adalah hobby yang mengasyikan. Ketika tengah pelaksanaan restorasi terkadang kita seperti sedang kembali ke masa lalu, membayangkan saat-saat di mana radio tersebut masih aktif digunakan. Atau jika radio yang direstorasi merupakan radio bekas, kadang timbul imajinasi mengenai bagaimana radio ini dulu diperlakukan pemiliknya, dari mana dan berasal dari tahun berapa debu-debu yang terdapat pada radio tersebut dan lain sebagainya.
Berikut ini merupakan catatan restorasi kosmetik dari salah satu radio yang saya miliki
.
Kondisi fisik radio cukup istimewa, belum ada kayu lapis nya yang terkelupas atau menggelembung. Hanya saja debu telah mengerak, dekil, dan segaris tetesan cat putih menempel di meter gelombang. Penambahan trafo adaptor nya -meski bermanfaat karena memungkinkan penggunaan listrik PLN langsung- juga kurang saya sukai, karena merusak ke-otentikan radio ini.
Tahap pertama yang saya lakukan adalah membersihkan lapisan debu terluar dengan kuas, mengeluarkan debu serta kotoran-kotoran serangga pada bagian dalam menggunakan “kompresor” udara murah meriah (peniup pelampung anak-anak).
Berikut ini merupakan catatan restorasi kosmetik dari salah satu radio yang saya miliki
.
Pada
akhir Feb 2013 pagi, seorang tukang rongsok –yang merupakan salah satu
“supplier” tetap saya- datang menawarkan radio kayu National
RL-4289. Saya pernah memiliki radio sejenis ini sebelumnya dan mengetahui
persis kwalitas suara serta sensitifitas penerimaannya. Saya langsung
berminat.
Saya cek;
speaker masih utuh, antena masih orisinal & utuh. Hanya saja pemilik
sebelumnya sudah menambahkan trafo adaptor di dalamnya.
Radio
saya coba, masih hidup. Maka radio pun segera saya bayar. Kondisi fisik radio cukup istimewa, belum ada kayu lapis nya yang terkelupas atau menggelembung. Hanya saja debu telah mengerak, dekil, dan segaris tetesan cat putih menempel di meter gelombang. Penambahan trafo adaptor nya -meski bermanfaat karena memungkinkan penggunaan listrik PLN langsung- juga kurang saya sukai, karena merusak ke-otentikan radio ini.
Tahap pertama yang saya lakukan adalah membersihkan lapisan debu terluar dengan kuas, mengeluarkan debu serta kotoran-kotoran serangga pada bagian dalam menggunakan “kompresor” udara murah meriah (peniup pelampung anak-anak).
Ketika
membersihkan bagian dalam radio, saya temukan tempelan semacam meterai tanda
Pajak Radio yang dikeluarkan Pemerintah Daerah Semarang senilai Rp 1.000,-
Hal ini
menjadi tampak unik pada masa sekarang ini, masa dimana tak ada lagi Pajak
Radio. Pada beberapa dasawarsa lalu di negri ini radio merupakan barang
mewah, sehingga setiap radio wajib membayar pajak.
Karena
unik, saya melapisi stiker pajak tersebut dengan selotip transparan, agar
tidak mudah sobek/ hancur.
Sayangnya
stiker nomor seri radio ini –yang berada di sebelah stiker pajak tadi-
sudah terlebih dulu hancur.Tahap selanjutnya, melepas kenop-kenop serta panel muka radio yang terbuat dari plastik. Bagian muka radio terikat oleh 6 buah sekrup dengan body. | |
Lalu lubang-lubang poros sekrup pada bagian body yang terbuat dari kayu, diberi lapisan lem Alteco dengan bentuk melingkar. Tujuannya agar ikatan serat kayu pada bagian ini menjadi lebih rapat dan tidak mudah pecah. | |
Lubang speaker merupakan bagian paling berdebu karena
bagian ini umumnya sulit terjangkau. Sehingga sulit
membersihkannya tanpa membuka panel depan. Debu pada speaker dibersihkan dengan kuas dan kompresor udara. |
Kemudian panel depan yang terbuat dari plastik direndam pada air deterjen selama kurang lebih 6 jam agar kerak debu melarut secara alami. Baru kemudian dibersihkan dengan sikat gigi bekas. Untungnya lapisan cat yang melekat pada panel meter merupakan cat tembok, sehingga mudah membersihkannya dengan air deterjen.
Sambil
menunggu 6 jam perendaman panel depan, body radio yang terbuat dari kayu
lapis dibersihkan dengan Baby Oil dan digosok kapas padat pembersih muka.
Kayu
lapis sangat rentan pada kelembaban, maka jangan membersihkannya dengan air
deterjen. Jika lembab kayu lapis bisa menggelembung atau terkelupas. Baby oil
digunakan sebagai bahan pembersih body –selain tidak membuat lembab-
juga memberi kilapan yang bagus.
Perhatikan
beda kinclong pada bagian atas body yang sudah dibersihkan, dengan sisi
samping yang belum di diapa-apa kan.
Setelah
semua bersih dan kering, panel depan dipasangkan kembali dengan body.
|
|
Tahap
selanjutnya, saya membuang tambahan trafo adaptor yang dipasang oleh pemilik
sebelumnya. Kontak-kontak baterai dibersihkan dari karat menggunakan spray Contact
Cleaner dan digosok dengan amplas.
Kabel-kabel
pun dibenahi se-orisinal mungkin. Kabel berwarna oranye yang merupakan kabel
penghubung antena luar, tampaknya pernah dipotong dan potongannya digunakan
pada trafo adaptor. Kabel oranye tersebut saya sambungkan kembali pada sisa
potongannya yang masih tersolder pada PCB. Kemudian menutup sambungannya
dengan lem silikon.
Kabel-kabel
menuju DC port saya ganti baru, dan kemudian dirapikan dengan Cable Tease.
|
Tahap
terakhir adalah membersihkan lubang-lubang kecil penutup speaker dengan
cotton bud yang dibasahi alkohol.
|
|
Radio
telah siap untuk dipajang di tokobagus :)
Sebenarnya ada niat untuk merestorasi tampilan label disekitar kenop-kenop yang telah memudar. Namun untuk saat ini saya biarkan kondisi tulisan-tulisan pada panel sebagaimana apa adanya saat di dapatkan. |
|
|
---oOo---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar